Selasa, 01 Oktober 2013

Makalah Tujuan dan Batas Pendidikan PGSD semester 2



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Semakin maju pendidikan suatu bangsa maka semakin cerah dan terarah juga kesejahteraan masyarakat dari suatu bangsa itu sendiri. Dengan begitu dapat juga sebagai pengontrol sejauh apa masyarakat dalam merencanakan pelaksanaan pendidikan nasional.
Pendidikan tentu saja dilaksanakan karena mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Dalam pelaksanaannya, pendidikan juga mempunyai aturan dan batas untuk mengatur.

B.   Rumusan Masalah

     Berdasarkan latar belakang di atas kami merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
  1. Apa saja tujuan pendidikan itu?
  2. Apa saja batas pendidikan itu?

 

C.  Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui : 
1.  Tujuan pendidikan
2.      Batas pendidikan

D.      Manfaat Penulisan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan sebagai penambah ilmu pengetahuan tentang salah satu kompentensi yang harus dikuasai oleh guru yakni pedagogik dan sebagai media informasi tentang konsep dasar pedagogik baik secara teoritis maupun praktis.

E.      Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Rumusan Masalah
D.    Manfaat Penulisan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A.    Tujuan Pendidikan
B.     Batas Pendidikan
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
PEMBAHASAN

1.        Tujuan Pendidikan
            Pendidikan merupakan sebuah proses yang didalamnya terdapat tujuan. Misalnya saja orang tua menyekolahkan anaknya, melarang anaknya untuk berbohong tentu semua itu mempunyai tujuan dan maksud yang baik untuk anak itu sendiri, tapi terkadang kita tidak menyadari bahwa dari proses itu kita sedang menjalankan tujuan pendidikan.
            Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa pedagogik adalah ilmu mendidik sehingga terdapat pengertian pendidikan, pengertian itu juga bisa dibedakan antara pendidikan dalam arti sempit dan pendidikan dalam arti luas. Pendidikan dalam arti sempit adalah bimbingan yang diberikan orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya, artinya bahwa pendidikan ini mengajarkan kita dari hal yang belum tahu menjadi tahu. Sedangkan pendidikan dalam arti luas adalah kemampuan manusia mensejahterakan hidupnya sepanjang hayat. Henderson (Saduloh, 2010;4) artinya bahwa pendidikan itu merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan yang berlangsung secara terus menerus yang terjalin dari hubungan sosialisasi seseorang dengan lingkungannya dari sejak lahir sampai akhir hayatnya.
Dari pemaparan diatas tentu kita bisa mengetahui tujuan dari pendidikan itu adalah kedewasaan. Kedewasaan ini telah tercapai apabila seseorang telah mampu berbuat sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, sehingga pendidikan itu sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan kita baik dalam hubungan bertbangsa dan bernegara.

1.1. Jenis-Jenis Tujuan Pendidikan
          Levengeld (1980) mengemukakan beberapa jenis pendidikan. Yaitu :
      a.    Tujuan Umum
Tujuan umum adalah tujuan akhir yang akan dicapai oleh seseorang yang melalui pendidikan. Sebagaimana tujuan pendidikan yang telah dikemukakan diatas bahwa kedewasaan merupakan tujuan dari pendidikan itu sendiri oleh karena itu semua kegiatan pendidikan harus tertuju pada kedewasaan agar tujuan umum pendidikan itu dapat tercapai. Misalnya seorang ibu menyuruh anaknya membereskan mainan sehabis dia bermain, secara tidak langsung seorang anak itu diajarkan tanggung jawab dan dari tanggungjawab ini akan membentuk sebuah kedewasaan pada diri anak.
b.    Tujuan Khusus
Tujuan khusus ini merupan penghususan dari tujuan umum. Seperti yang telah disebutkan bahwa tujuan umum pendidikan adalah kedewasaan tapi tentu kedewasaan disini masih sangatlah umum. Karena kedewasaan ini tentunya memiliki ciri tersendiri. Misalnya dalam membentuk kedewasaan anak laki-laki dengan anak perempuan tentu akan berbeda dalam cara membimbingnya. 
c.     Tujuan Insidental
Tujuan insidental adalah adalah tujuan yang menyangkut peristiwa. Misalnya saja orang tua melarang anaknya untuk mandi pada malam hari, alasannya karena si anak bisa masuk angin.
d.     Tujuan Sementara
Tujuan sementara ialah tujuan yang terdapat dalam langkah-langkah untuk mencapai tujuan umum. Misalnya saat seorang anak diajarkan untuk dapat berjalan ia harus mengalami beberapa tahapan dari merangkak, berdiri, berjalan terpatah-patah sampai akhirnya dia bisa berjalan. Inilah yang disebut tujuan sementara.
e.    Tujuan Tak Lengkap
Tujuan tak lengkap adalah tujuan yang hanya membahas tentang salah satu aspek pendidikan. Misalnya saat kita sedang belajar ilmu pengetahuan sosial tentu saja dalam pembelajaran itu tidak membahas tentang hitungan atau jasmani.
f.     Tujuan Intermedier
Tujuan intermedier adalah alat untuk mencapai tujuan lain khususnya tujuan sementara. Misalnya saja seseorang yang bersekolah tujuannya adalah akhirnya adalah lulus, namun pada saat dia naik kelas dari kelas satu ke kelas dua dan dari kelas dua ke kelas tiga itu merupakan tujuan intermedier

B. Batas-Batas Pendidikan
Pendidikan sebagai sesuatu yang sangat diperlukan dalam kehidupan tentu tidak akan berjalan tanpa adanya batas-batas dalam pendidikan itu sendiri. Adanya batasan ini tentunya sangat penting dalam suatu pendidikan karena tanpa adanya batasan pendidikan kita tidak akan tahu sejauh mana kita bisa mendidik anak didik kita, batasan ini juga akan semakin memperkecil kekeliruan atau kesalahan dalam melakukan pendidikan. Setelah adanya batasan, sebelum melakukan proses pendidikan seorang pendidik harus mengetahui potensi yang dimiliki oleh anak didiknya. Dibawah ini terdapat lima pandangan mengenai batas-batas pendidikan.
      1.  Pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab membimbing seorang anak untuk mencapai kedewasaanya. Pendidik disini adalah orang tua dan guru, keduanya memiliki peran yang sama penting untuk membantu tercapainya kedewasaan anak, namun peran orang tua tentunya paling utama karena orang tua merupakan tempat sosialisasi utama dan pertama untuk anak dan pendidikan pun didapatkan pertama kali oleh anak dari orang tua, akan tetapi orang tua juga memiliki batas dalam mendidik anak misalnya saat disekolah anak tidak lagi mendapat didikan dari orang tuanya akan tetapi gurulah yang menggantikan peran orang tua disekolah. Namun tetap saja sedekat apapun seorang guru dengan anak didiknya disekolah itu tidak akan mampu menggantikan sepenuhnya tugas dan peran orang tuanya dirumah.

      2.   Aspek pribadi anak didik
Persoalan selanjutnya yang berhubungan dengan batas pendidikan adalah anak didik itu sendiri. Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan tergantung dari seberapa jauh anak didik tersebut mampu menerima pendidikan yang kita berikan, jangan sampai kita terlalu memaksakan pendidikan pada anak didik kita untuk diterima sepenuhnya. Anak didik merupakan sosok manusia/individu. “invidu ialah orang yang tidak tergantung  orang lain, dalam arti benar-benar seorang pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar, mempuyai sifat-sifat dan keinginan sendiri” Abu Ahmadi (Saduloh, 2010;86). Oleh karena itu anak didik harus diakui keberadaannya, dia tidak bisa diperintah untuk mengikuti keinginan kita akan tetapi kita harus masuk kedalam dunianya untuk mengetahui apa yang dia inginkan dan dia sukai.

      3.   Alat pendidikan
Alat pendidikan merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan yang ada. Alat pendidikan ini digunakan untuk mendidik anak secara pedagogis (katif). Misalnya saja seorang ibu yang menyuruh anaknya untuk membereskan tempat tidurnya, itu bertujuan agar anak tersebut memiliki tanggung jawab yang dimulai dfari dirinya sendiri. Ini adalah cara orang tua mendidik anak secar pedagogis agar anak itu terbiasa untuk hidup rapih dan disiplin. Kemudian dibawah ini Lavangeld mengelompoka lima jenis alat pendidikan, yaitu :
      a)   Perlindungan
Perlindungan merupakan aspek pertama dalam melakukan pendidikan. Sebagai pendidik tentu saja kita harusa mampu memberikan perlindungan pada anak didik kita, karna tanpa semua itu anak tidak akan mau diajak dalam proses pendidikan. Perlindungan tersebut tidak hanya bersaifat fisik akan tetapi secara fsikisnya juga. Namun karena anak itu paling tidak bisa dilarang oleh karena itu sebagai pendidik kita harus memberikan perlindungan dalam bentuk pengawasan yang baik.
b)   Kesepahaman
Kesepahaman ini terjadi saat guru menjadi contoh untuk anak didiknya dengan memperhatikan secara tidak langsung, anak akan meniru apa yang gurunya lakukan. Tapi tetap saja kesepahaman ini bisa terjadi jika anak sudah merasa aman jika sedang bersama gurunya. Dari sinilah kita bisa melihat bahwa alat pendidikan ini berhasil membawa anak untuk mengikuti apa yang gurunya lakukan, tentu saja peniruan untuk melakukan kesepahaman ini haruslah bersifat positif.
c)   Kesamaan arah dalam pikiran dan perbuatan
Kesamaan arah dalam pikiran dan perbuatan ini ialah berupa tanggung jawab. Misalnya saat sedang bermain seorang guru hendaknya memberikan kepercayaan pada anak didiknya agar anak didiknya mempunyai tanggung jawab dalam menyelesaikan semua tugasnya.
d)   Perasaan bersatu
Perasaan bersatu ini akan timbul karena interaksi yang berlangsung antara pendidik dan anak didik yang terus menerus. Misalnya karena kebiasaan pendidik dan anak didik yang selalu bersama-sama setiap hari disekolah dalam melewati pelajaran itu akan membentuk kenyamanan pada diri anak yang membuat perasaan bersatu itu muncul pada diri keduanya.
e)   Pendidikan karena kepentingan diri sendiri
Pedidikan karena kepentingan diri sendiri, berarti pad saat itu si  anak sudah menyadari bahwa dirinya mempunyai kesadaran bahwa dirinya sudah mampu membentuk karakternya sendiri. Tugas seorang pendidik disini ialah memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada anak didik untuk melaksanakan tugas sesuai keinginan hatinya.
      4.  Waktu pelaksanaan
Pada saat anak usia dini, hubungan anak dengan pendidik belum disebut sebagai kegiatan pendidikan melainkan baru dalam proses atau taraf pembiasaan. Karena anak usia dini masih bersifat serba menerima, mereka belum memahami apa itu perintah, aturan, norma dan lain sebagainya. Kegiatan pembiasaan tersebut merupakan langkah awal yang dilakukan oleh pendidik untuk mencapai kedewasaan seorang anak tersebut atau disebut juga dengan pendidikan pendahuluan.
Perbedaan pendidikan pendahuluan dengan pendidikan sebenarnya adalah ketika terjadi hubungn wibawa antara pendidik dan anak didik. Jadi pendidikan yang sebenarnya bukn merupakan kebiasaan melainkan terjadi ketika hubungn wibawa itu ada, ketika anak telah mampu menerima petunjuk dan perintah bukan hanya atas dasar ikut-ikutan atau meniru orang lain.

      5.   Aspek tujuan
Tujuan pendidikan adalah mengantarkan anak untuk mencapai kedewasaannya. Tujuan pendidikan pun dibagi kedalam 2 tujuan, secara mikro dan makro. Tujuan pendidikan secara mikro adalah untuk menjadikan anak didik menjadi dewasa. Sedangkan secara makro yaitu menyiapkan manusia supaya lebih bermanfaat bagi kehidupan pribadi dan bangsanya.
Anak dikatakan mencapai kedewasaannya apabila dia sudah bisa dan mampu berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain baik secara biologis, psikologis, ekonomi dan sosial. Juga anak harus sudah bisa bertanggung jawab dalam setiap perbuatannya. Selama ank belum bertanggung jawab maka mereka belum disebut dewasa dan biasanya pendidik yang menjadi penanggung jawab dari anak didik. Apabila tujuan pendidikan itu telah tercapai maka pendidkanpun telah berakhir.
      6.   Aspek lingkungan
            Lingkungan tempat dimana kita bertempat tinggal dan mendapatkan pendidikan merupakan lingkungan pendidikan. Lingkungan disekitar anak dapat dibedakan menjadi 4 macam:
             1)   Lingkungan alam fisik
            Lingkungan ini merupakan lingkungan berupa alam disekitar kita  
  seperti tumbuhan, hewan, udara, rumah dan lain-lain.
             2)   Lingkungan budaya
                      Berupa kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, adat istiadat,       
           bahasa, seni dan lain-lain.
             3)   Lingkungan sosial
            Berupa hubungan interaksi antar individu yang hidup bermasyarakat
  dan saling membutuhkan satu sama lain, tyermasuk didalamnya tentang
  sikap, perilaku, norma antar setiap individu.
             4)   Lingkungan spiritual
            Berupa lingkungan agama, keyakinan yang dianut masyarakat yang
  ada disekitar kehidupan dia.

BAB III
KESIMPULAN

1.        Kesimpulan
Tujuan dari pendidikan itu adalah kedewasaan. Kedewasaan ini telah tercapai apabila seseorang telah mampu berbuat sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
2.        Saran
Sebagai seorang tenaga pendidik tidak hanya mampu mengajarkan tetapi dapat mendidik anak ke arah tujuan hidup yang benar serta dapat memahami pentingnya pendidikan dan ilmu pendidikan sebagai teori

Tidak ada komentar:

Posting Komentar