Selasa, 01 Oktober 2013

Makalah Prinsip Perkembangan PGSD semester 2


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Mempelajari perkembangan peserta didik adalah salah satu hal penting bagi calon seorang guru. Peserta didik khususnya anak sekolah dasar merupakan individu yang bersifat unik, imajinatif, dan khas. Dimana dalam fase tersebut seorang anak mengalami suatu metamorfosis perkembangan. Baik perkembangan secara kemampuan berpikir, keterampilan, mental, psikis, emosional, fisik, dan juga kemampuan berinteraksi sosial dengan lingkungan. Adapun tujuan mempelajiri perkembangan peserta didik agar para calon seorang guru dapat mengetahui bagaimana cara mengoptimalkan perkembangan peserta didik sehingga dapat memaksimalkan kemampuan para peserta didik baik yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.

B. Rumusan Masalah

            Berdasarkan latar belakang diatas, maka mucullah beberapa pertanyaan mengenai prinsip-prinsip perkembangan, yaitu:

1.      Apa fungsi dari prinsip-prinsip perkembangan?

2.      Apa sajakah prinsip-prinsip perkembangan?

 

C. Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui fungsi dari prinsip-prinsip perkembangan

2.      Mengetahui penjelasan tentang prinsip-prinsip perkembangan

 

D. Sistematika Makalah

BAB I PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

B.  Rumusan Masalah

C.  Tujuan Penulisan

D.   Sistematika Penulisan

BAB II ISI

A.  Fungsi dari prinsip-prinsip perkembangan

B.  Prinsip-prinsip perkembangan

BAB III  PENUTUP

A.  Simpulan

B.  Saran



BAB II
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN

A.    Fungsi dari Prinsip-prinsip Perkembangan
Di dalam diri setiap manusia memiliki 2 aspek yakni aspek fisik dan psikis. Kedua aspek itu akan selalu mengalami  perubahan yang sering disebut dengan metamorfosis perkembangan. Baik perkembangan secara kemampuan berpikir, keterampilan, mental, psikis, emosional, fisik, dan juga kemampuan berinteraksi sosial dengan lingkungan. Perkembangan pun terjadi sejak masa konsepsi hingga akhir hayat.
Dengan mengetahui prinsip-prinsip perkembangan peserta didik, seorang pendidik akan dapat mengoptimalkan perkembangan peserta didik

B.     Prinsip-prinsip Perkembangan
1.        Perkembangan Melibatkan Perubahan
Berkembang berarti mengalami perubahan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan secara kuantitatif disebut juga pertumbuhan. Pada pertumbuhan ada peningkatan ukuran maupun struktur atau proporsi tubuh. Perubahan secara kualitatif ditandai dengan adanya perubahan fungsi yang bersifat progresif / maju dan terarah . perubahan dalam perkembangan terjadi karena adanya dorongan dalam diri individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk merealisasikan / mengaktualisasikan dirinya. Selain itu terjadi perubahan dalam bentuk penambahan ukuran dan proporsi, terjadi juga gejala hilangnya ciri-ciri lama dan munculnya ciri-ciri baru.
Contoh : misalnya jika anda mengalami rambut rontok, maka akan tumbuh rambut baru, kemampuan bahasa anak berubah dari sekedar menangis hingga mampu berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain.

2.        Perkembangan Awal Lebih Kritis daripada Perkembangan Selanjutnya.
Saat anak berusia 0 – 5 tahun merupakan saat yang kritis bagi perkembangan selanjutnya. Perkembangan awal kehidupan merupakan landasan bagi pembentukan dasar – dasar kepribadian seseorang. Prilaku yang terbentuk cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap prilaku anak sepanjang hidupnya.
Pada saat ini juga terbentuk kepercayaan dasar yang sangat penting dan berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak selanjutnya. Beberapa kondisi yang mempengaruhi dasar awal perkembangan antara lain : hubungan antarpribadi terutama dengan anggota keluarga, keadaan emosi yang terbentuk karena sikap menerima atau menolak dari orang tua atau anggota keluarga yang lain, cara atau pola pengasuhan anak, latar belakang keluarga, serta rangsangan yang diberikan. Sikap dan perilaku anak yang terbentuk pada tahun-tahun awal kehidupan cenderung bertahan atau menetap dan mewarnai kepribadian dan sikap prilaku anak dalam berinteraksi dengan diri dan lingkungan selanjutnya. Sikap dan perilaku yang terbentuk agak sulit diubah, meskipun tidak berarti tidak dapat berubah sama sekali. Akan tetapi, pengubahan sikap dan perilaku tersebut memerlukan motivasi dan usaha keras dari orang yang bersangkutan untuk mau berubah dan memperbaiki perilaku kebiasaan yang kurang baik.

3.        Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar.
Menurut teori Konvergensi yang dikemukakan oleh Stern, perkembangan seseorang merupakan hasil proses kematangan dan belajar. Menurut teori Naturalisme perkembangan seseorang terutama ditentukan oleh faktor alam, bakat pembawaan, keturunan, termasuk didalamnya kematangan seseorang. Sementara itu, teori Empirisme berpendapat bahwa perkembangan seseorang terutama ditentukan oleh faktor lingkungan tempat anak itu berada dan tumbuh – kembang, termasuk didalamnya lingkungan keluarga, sekolah, dan belajar anak. Kenyataannya, faktor pembawaan maupun lingkungan saling mempengaruhi dalam perkembangan seseorang. Kedua faktor tersebut dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dalam perkembangan seseorang. Contoh : perkembangan bakat atau kemampuan seorang anak yang berbakat di bidang tari tidak akan optimal apabila tidak mendapat kesempatan belajar tari. Jadi, potensi anak yang sudah ada atau dibawa sejak lahir akan berkembang optimal apabila lingkungan mendukungnya. Dukungan itu diantaranya dengan penyediaan sarana prasarana serta kesempatan untuk belajar dan mengembangkan potensi dirinya.

4.        Perkembangan Mengikuti Pola Tertentu yang Dapat diramalkan.
Perubahan akibat perkembangan yang terjadi pada seseorang mengikuti pola urut tertentu yang sama. Perkembangan fisik dan psikis bayi, misalnya mengikuti arah anggota tubuh. Serta menyebar keseluruh tubuh. Demikian juga pada perkembangan pola anak belajar berjalan. Sebelumnya, anak mampu duduk lebih dahulu, berdiri, baru dapat berjalan. Urutan pola ini tetap pada setiap anak, hanya berbeda dalam kecepatan yang dibutuhkan setiap anak.
Berkenaan dengan pola tertentu dalam perkembangan dikenal dengan hukum tempo dan irama perkembangan. Tempo perkembangan adalah waktu yang dibutuhkan seseorang untuk mengembangkan aspek tertentu pada dirinya. Irama perkembangan adalah naik turunnya gejala yang tampak akibat perkembangan aspek tertentu. Pada periode perkembangan sekurangnya ada 2 periode. Pertama, pada masa krisis atau menentang pertama ( 2 sampai 3 tahun ) dimana kemauan anak mulai berkembang dan ingin mandiri. Kedua, pada masa kritis ( 14 sampai 17 tahun ) anak ingin melepaskan diri dari orang tua dan mencari sampai menemukan jati dirinya sebagai manusia dewasa.

5.        Pola Perkembangan Memiliki Karakteristik Tertentu.
Pola perkembangan, selain mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan, juga terdapat pola-pola perkembangan karakteristik tertentu. Perkembangan bergerak dari tanggapan yang umum menuju yang lebih khusus.
Perkembangan pun berlangsung secara berkesinambungan. Hal ini berarti, perkembangan aspek sebelumnya akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Demikian pula ada korelasi dalam perkembangan, artinya pada waktu perkembangan fisik berlangsung dengan cepat maka terjadi pula perkembangan aspek- aspek lainnya. Kondisi yang mempengaruhi pola perkembangan ada yang bersifat permanen/ tetap seperti sebelum dan saat kelahiran. Tetapi ada pula yang bersifat temporer seperti kondisi lingkungan.

6.        Terdapat Perbedaan Individu dalam Perkembangan.
Dalam perkembangan seseorang selain terdapat pla-pola umum yang sama terdapat pula perbedaan pada hal-hal yang khusus. Adanya perbedaan individu dalam perkembangan disebabkan setiap anak adalah individu yang unik, yang satu sama lain berbeda, kendati anak kembar. Perbedaan individu ini disebabkan oleh factor internal seperti sex atau jenis kelamin, factor keturunan, juga factor eksternal seperti factor gizi, pengaruh social budaya, dll. Perbedaan perkembangan juga terjadi dalam kecepatan dan cara berkembang.
Dengan mengetahui adanya perbedaan individu, maka kita tidak dapat berharap semua anak pada usia tertentu akan memiliki kemapuan perkembangan yang sama. Oleh karena itu, kita tidak dapat memperlakukan semua anak dengan cara yang sama. Pendidikan anak harus bersifat perseorangan, maksudnya pendidikan dirancang dan dilaksanakan dengan memperhatikan perbedaan, kondisi, bakat dan kemampuan serta kelemahan setia individu anak. Dengan demikian diharapakan setiap anak, dapat berkembang optimal sesuai dengan potensi dirinya.

7.        Setiap Periode Perkembangan Memiliki Karakteristik Khusus.
Setiap anak atau peserta didik merupakan indivudu yang berbeda yang harus diperlakuakan berbeda secara individual. Pada perkembangan secara keseluruhan dan juga pada periode atau tahapan perkembangan dalam kehidupan seseorang, terdapat pola-pola umum. Dengan memperhatikan karakteristik khusus, pada setiap periode atau tahapan perkembangan, maka diharapkan kita mendapat gambaran mengenai apa yang akan terjadi sehingga dapat menyikapinya dengan tepat dan membantu perkembangan anak secara optimal.
Para ahli mengemukakan berbagai macam pembagian periode atau tahap perkembangan yang berbeda-beda. Salah satu pembagian periode perkembangan yang dikemukakan oleh Hurlock adalah periode pralahir, periode bayi, periode anak (awal dan akhir), periode remaja (awal dan akhir), serta periode dewasa (dewasa dini, usia madia dan usia lanjut). Peralihan periode perkembangan sebelumnya ke periode berikutny ditandai oleh gejala keseimbangan dan ketidak seimbangan yang terjadi pada setiap individu. Apabila individu telah mampu mengadakan penyesuaian dirinya dengan perkembangan yang terjadi maka terciptalah suatu keseimbangan (equilibrium). Selajutnya, individuberupaya melepaskan diri dari ketergantungan dengan lingkungan atau keadaan sebelumnya untuk mencari sesuatu yang lebih baru sehingga terjadi keadaan ketidak seimbangan (disequilibrium). Hal ini terjadi secara berkelanjutan dalam perkembangan kehidupan sesesorang.

8.        Terhadap Harapan Sosial pada Setiap Periode Perkembangan.
Pada setiap periode perkembangan juga terdapat harapan sosial, yang oleh Havighurst disebut tugas perkembangan (development task). Mengingat pentingnya peran tugas perkembangan pada setiap periode perkembangan, maka akan dibahas secara tersendiri khususnya tugas perkembangan pada periode anak usia SD/MI (6-12 tahun). Peserta didik yang mengalami keberhasilan dalam menyelesaikan tugas perkembangannya akan mengalami rasa bahagia. Sebaliknya, peserta didik yang mengalami kegagalan atau kekurang berhasilan dalam menyelesaikan tugas perkembangannya, akan merasa kurang bahagia sehingga dapat menghambat perkembangan selanjutnya.

9.        Setiap Perkembangan Mengandung Bahaya Potensial/ Resiko.
Bahaya potensial atau resiko yang terjadi karena peralihan antarperiode perkembangan yakni, dari periode perkembangan sebelumnya ke periode perkembangan selanjutnya, terjadi kedaan ketidak seimbangan dan adanya tututan social terhadap perserta didik yang sedang berkembang. Bahaya potensial tersebut dapat berasal dari individu, baik secara fisik atau psikis, juga terdapat distimulasi dari luar sehubungan dengan masalah-masalah penyesuaian akibat keadaan ketidak seimbangan tututan sosial untuk menyelesaikan tugas perkembangan  tersebut.
Dengan menyadari adanya bahaya potensial atau resiko pada setiap periode perkembangan, kita perlu bersikap bijaksana dalam menghadapi gejolak prilaku peserta didik. Hal ini akan dapat mencegah atau meminimal dampak negatif akibat perkembangan setiap periode pada diri mereka.
10.    Kebahagian bervariasi pada Berbagai Periode Perkembangan.
Kebahagiaan dalam perkembangan sangat bervariasi karena sifatnya subjektif. Rasa kebahagiaan itu dipersepsi dan dirasakan setiap orang dengan cara yang sangat bervariasi. Akan tetapi, banyak orang berpendapat bahwa, masa anak merupakan periode yang membahagiakan dibandingkan dengan periode-periode lainnya.
Kebahagiaan pada masa kecil memegang peranan penting dalam perkembanagn seseorang karena menjadi modal dasar bagi kesuksesan perkembangan dan kehidupan selanjutnya. Anak yang bahagia tercermin pada sosok dan prilakunya. Biasanya mereka sehat dan energy. Oleh karena itu, pada masa perkembangan, guru maupun orang tua perlu membekali anak dengan motivasiyang kuat, menyalurkan energy anak pada kegiatan-kegiatan bermanfaat, melatih mereka menghadapi dan menerima keadaan ketidakseimbangan dan situasi sulit dengan lebih tenang dan tidak panik, serta mendorong mereka untuk membina hubungan sosial secara sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar