BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagai calon guru atau pendidik
kita harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas juga wawasan yang luas untuk
memahami peserta didiknya. Selain itu kita harus mengerti psikokologi anak,
kemampuan anak, kelemahan anak dan keinginan anak yang mempunyai bakat tertentu
Untuk itu kita harus mengetahui
tingkat kemampuan dan perkembangan peserta didik. Salah satunya dengan tes. Tes
yang digunakan bisa bermacam-macam sesuai dengan kemampuan dan minat peserta
didik.
Selain itu,
tes bisa membantu kita untuk dapat mengetahui kemampuan juga kelemahan peserta
didik yang menjadi masalah dalam kehidupannya. Untuk itu kita akan membahas
sedikit mengenai teknik-teknik memahami anak atau peserta didik.
B. Rumusan
B. Rumusan
Adapun
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian dan macam-macam
teknik-teknik tes!
2. Pengertian
non-tes dan jenis-jenisnya!
3. Bagaimana
cara mengetahui kemampuan, bakat, permasalahan yang
dihadapi
siswa
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan
yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui dan memahami pengertian dan macam-macam
teknik-teknik tes
2.
Mengetahui dan dapat menguraikan pengertian dan
jenis-jenis non-tes.
3.
Dapat mengetahui juga mengungkap kemampuan, bakat juga
membantu siswa dalam menhadapi permasalahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teknik
Pengumpulan Data
Keberhasilan proses bimbingan
di sekolah antara lain ditentukan oleh ketepatan pemahaman pembimbing terhadap
karakteristik perkembangan murid. Pemahaman terhadap perkembangan murid
tersebut, dapat menjadi dasar bagi pengembangan strategi dan proses bimbingan
yang membantu murid mengembangkan perilaku-perilakunya yang baru.
Untuk itu guru di SD perlu
memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang jenis-jenis data yang perlu
dikumpulkan, sumber untuk memperoleh data tersebut, cara dan prosedur
mendapatkan data dan keterampilan dalam menyusun alat pengumpul dataserta
penggunannya. Teknik memahami perkembangan murid akan terentang dari mulai
teknik yang sepenuhnya bergantung pada pengamatan pembimbing (yang sifatnya
terbuka dan fleksibel) sampai kepada teknik yang terstuktur dengan menggunakan
alat ukur tertentu secara ketat (seperti tes, inventori dan sejenisnya).
Salah satu hal yang penting dalam memberikan suatu bimbingan pada peserta
didik adalah melihat masalah secara keseluruhan baik masalah pribadinya maupun
masalah latar belakang pribadinya.
Teknik-teknik untuk mengumpulkan data murid tersebut pada dasarnya dapat
dikelompokkan dalam dua kategori besar yaitu:
1.
Tes
Secara etimologis, istilah “tes” berasal dari bahasa Latin “testum”
yang bararti cangkir, mangkok atau cawan yang digunakan untuk memeriksa logam.
Lambat laun istilah ini dipergunakan juga dalam lapangan-lapangan lain termasuk
pendidikan. Dalam penggunaannya sehari-hari istilah tes sering digunakan silih
berganti dengan pengukuran dan penilaian. Dalam pengertian yang sempit, tes
mengandung pengertian penyajian seperangkat tugas atau pertanyaan yang harus
dijawab. Definisi yang lebih luas tentang tes dikemukakan oleh Cronbach (1970)
sebagai prosedur yang bersifat sitematis untuk mengamati tingkah laku seseorang
dan menggambarkannya dengan skala angka atau system golongan.
Peters dan
Shertzer (1974: 349) mengartikan tes sebagai suatu prosedur yang sistematis
untuk mengobservasi (mengamati) tingkah laku indivdu, dan menggambarkan
(Mendeskripsikan) tingkah laku itu melalui sekala angka atau sistem kategori.
Umumnya tes mengandung pengertian alat untuk menentukan atau
menguji sesuatu. Dalam hubungan dengan psikologi, tes merupakan suatu rangkaian
pertanyaan atau tugas yang harus dijawab atas dasar pengetahuan, kemampuan,
keterampilan, sikap atau kualifikasi seseorang dapat ditentukan.
Penggunaan teknik dan tes (Khusunya tes prestasi
belajar) bagi guru disekolah bertujuan untuk :
a.
Menilai kemampuan belajar murid.
b.
Memberikan bimbingan belajar kepada
murid.
c.
Mengecek kemajuan belajar.
d.
Memahami kesulitan-kesulitan
belajar.
e.
Memperbaiki teknik mengajar.
f.
Menilai efektifitas (keberhasilan)
mengajar (Shertzer & Stone, 1971: 235).
Tes banyak sekali macamnya
dan dapat digolongkan menurutcara-cara tertentu, misalnya berdasarkan atas
banyaknya peserta tes, berdasarkan cara penyelesaiannya dan sebagainya. Salah
satu cara penggolongan tes yang terkenal adalah penggolongan tes berdasarkan
atas aspek psikis yang diukur. Berdasarkan atas aspek yang diukur, tes
dibedakan atas :
a.
Tes Intelegensi
b.
Tes Bakat
c.
Tes Kepribadian
d.
Tes Prestasi Belajar
Berikut penjelasan dari
tes-tes tersebut.
a.
Tes Intelegensi
Menurut David Wechsler
, intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara
terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa
intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang
melibatkan proses berpikir secara rasional.
Oleh karena itu, intelegensi
tidak dapat diamati secara langsung melainkan harus
disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan
manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Dari penjelasan diatas dapat
diketahui bahwa sesungguhnya yang dimaksud dengan intelegensi adalah kemampuan
berpikir secara rasional, bukan
tingginya nilai akademik yang menentukan,
melainkan kecakapan seseorang dalam melakukan berbagai
hal serta kemampuannya berpikir secara rasional itulah
yang sebetulnya menentukan.
Jadi, tes intelegensi adalah
suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengungkapkan taraf kemampuan dasar
seseorang yaitu kemampuan dalam berpikir, bertindak dan menyesuaikan dirinya
secara afektif. Lebih jelasnya gambaran tingkat
kecerdasan (IQ) dengan klasifikasinya dapat dilihat dibawah ini
Kelas Interval Klasifikasi
Skor IQ
140–keatas Genius (Luar biasa)
120- 139 Very
superior ( sangat cerdas)
110-119 Superior
(Cerdas)
90-109 Normal
(average)
80-89 Dull
(bodoh)
70-79 Border
line (Batas normal)
50-60 Marrons
(Debiel)
30-49 Embicile
(embiciel)
Dibawah -30 Idiot
Berdasarkan penataannya ada beberapa jenis tes intelegensi, yaitu;
1.
Tes Intelegensi individual
Tes ini hanya dilakukan oleh satu
orang saja secara khusus. Tes Intelegensi individual
diantaranya :
- Stanford - Binet Intelligence Scale
- Wechsler - Bellevue Intelligence Scale (WBIS)
- Wechsler - Intelligence Scale for Children (WISC)
- Wechsler - Adult Intelligence Scale (WAIS)
- Wechsler - Preschool and Primary Scale of Intelligence
(WPPSI).
Kelebihan pada tes ini antara
lain penguji dapat menilai dengan jelas bagaimana individu yang sedang
menjalani tes tersebut. Misalnya mengamati bagaimana individu menyusun laporan,
minat dan perhatian individu, kecemasan dalam pengerjaan tugas, serta tingkat
toleransi menghadapi rasa frustasi. Kekurangan tes ini adalah kurang begitu
nyaman.
2.
Tes Intelegensi kelompok
Tes ini dilakukan guna mencari
data secara cepat secara serentak. Tes Intelegensi kelompok diantaranya :
- Pintner Cunningham Primary Test
- The
California Test of Mental Maturity
- The Henmon- Nelson Test Mental Ability
- Otis - Lennon Mental Ability Test
- Progressive Matrices
- The Henmon- Nelson Test Mental Ability
- Otis - Lennon Mental Ability Test
- Progressive Matrices
Kelebihan pada tes ini antara lain rasa nyaman. Tes ini juga memiliki
kekurangan antara lain peneliti tidak dapat menyusun laporan individu, tidak
dapat menentukan tingkat kecemasan individu, instruksi yang kurang jelas karena
ribut atau peserta yang satu diganggu oleh peserta lainnya.
3.
Tes Intelegensi dengan tindakan/perbuatan
Tes Intelegensi berguna untuk
:
a)
Membantu guru menganalisis berbagai masalah
yang dialami murid, seperti masalah kesulitan belajar, masalah kedisiplinan dan
masalah kepribadian.
b)
Membantu guru memahami sebab-sebab terjadinya
masalah pada diri murid yang berkaitan dengan kemampuan dasarnya.
c)
Membantu guru mengenali muri-murid yang
memiliki kemampuan sangat tinggi dan sangat rendah yang membutuhkan pendidikan
khusus.
d)
Membantu guru menafsirkan kesuliatan-kesulitan
belajar yang dialami murid.
b.
Tes Bakat
Bakat adalah suatu kondisi
pada seseorang yang dengan suatu latihan khusus memungkinkannya menguasai suatu
kecakapan, pengetahuan dan keterampilan tertentu, seperti kemampuan bermain
music, kemampuan berolahraga dan lain-lain. Seseorang yang berbakat music,
misalnya dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak berbakat music
akan lebih cepat menguasai keterampilan tersebut. Dengan demikian, bakat tidak
berkembang dengan sendirinya, tetapi harus ditunjang oleh factor lingkungan.
Bakat dapat diukur atau
diungkapkan dengan suatu alat yang disebut tes bakat. Tes bakat adalah suatu
teknik atau alat yang digunakan untuk mengetahui kecakapan, kemampuan dan
keterampilan seseorang dalam bidang-bidang tertentu, seperti kemampuan
berbahasa, kemampuan bermain, dan lain-lain.
Tes bakat berguna untuk
membantu seseorang dalam membuat rencana dan keputusan yang bijaksana berkenaan
dengan pilihan pendidikan dan pekerjaan. Dari hasil tes bakat, seseorang dapat
memperoleh gambaran tentang kecakapan, kemampuan, dan keterampilannya dalam
suatu atau berbagai bidang. Perlu disadari bahwa hasil tes bakat itu merupakan
salah satu data atau informasi. Data atau informasi itu masih perlu lagi
dikonsultasikan dengan data lain yang berkenaan dengan diri murid.
Untuk mengetahui bakat
individu, telah dikembangkan beberapa macam tes seperti :
1.
Rekonik. Tes ini mengukur fungsi motorik,
persepsi dan berpikir mekanis.
2.
Tes Bakat music. Tes ini mengukur kemampuan
individu dalam aspek-aspek suara, nada, ritme, warna bunyi dan memori.
3.
Tes bakat Artistik. Tes ini mengukur kemampuan menggambar, melukis
dan merupa (mematung).
4.
Tes Bakat Klerikal (perkantoran). Tes ini
mengukur kemampuan kecepatan dan ketelitian.
5.
Tes Bakat yang Multifaktor. Tes bakat ini
mengukur berbagai kemampuan khusus yang telah lama digunakan adalah DAT (Differential Attitude Test). Test ini
mengukur delapan kemampuan khusus, yaitu :
a)
Berpikir verbal, yang mengungkapkan kemampuan
nalar yang
dinyatakan secara verbal.
b)
Kemampuan bilangan, yang mengungkapkan
kemampuan berpikir dengan menggunakan angka-angka.
c)
Berpikir abstrak, yang mengungkap kemampuan
nalar yang dinyatakan dengan menggunakan berbagai bentuk diagram, yang bersifat
non verbal atau tanpa angka-angka.
d)
Hubungan ruang, visualisasi dan persepsi, yang
mengungkap kemampuan untuk membayangkan dan membentuk gambar-gambar dari objek
dengan hanya melihat gambar di atas kertas yang rata.
e)
Kecepatan dan ketelitian, yang mengungkapkan
kemampuan ketelitian dan kecepatan seseorang dalam membandingakan dan
memperhatikan daftar tertulis, seperti nama-nama atau angka-angka.
f)
Berfikir mekanik, yang mengungkapkan kemampuna
setra pemahaman mengenai hokum-hukum yang mendasari lat-alat, mesin-mesin dan
gerakan-gerakannya.
g)
Penggunaan bahasa pengucapan, yang mengungkap
kemampuan mengeja kata-kata umum.
h)
Pengggunaan bahasa-menyusun kalimat, yang
mengungkap kemampuan pemakaian kata-kata dalam kalimat, seperti tanda baca dan
tata bahasa.
c.
Tes kepribadian
Allport (9dalam Hall dan
Lindzey, 1981) mengatakan bahwa kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari
system-sistem psikopisis dalam diri individu yang menentukan
penyesuaian-penyesuaian yang unik dengan lingkungan.
Secara umum, definisi tes
kepribadian adalah teknik untuk mengesahkan atau menolak hipotesis dalam
pengukuran mental yang menghasilkan skor untuk membandingkan dua orang atau
lebih. Tes ini dirancang untuk mengukur berbagai faktor psikologis tertentu,
biasanya juga menyangkut pengukuran kemampuan fisik seseorang.
Menurut Lee J. Cronbach dalam
Essential of Psychological Testing, tujuan tes kepribadian adalah mengetahui
perbedaan diantara setiap kepribadian dan kepribadian itu sendiri bersifat
individual, yang berarti tidak seorang pun yang memiliki kepribadian yang sama
diantara satu dengan yang lainnya, dan keribadian itu sendiri bukanlah sesuatu
yang salah atau benar, bukan pula sesuatu yang baik atau pun buruk. Sehingga
kepribadian adalah apa adanya diri anda yang telah memiliki kepribadian yang
unik, berbeda dari yang lain.
Tes-tes kepribadian
melibatkan stimulus terstandardisasi yang ditujukan untuk memancing dan
menganalisa perbedaan reaksi individu. Kepribadian dapat diukur dengan berbagai
cara. Cara yang paling banyak digunakan adalah dengan jalan melihat :
1.
Apa yang seseorang katakan tentang keadaan
dirinya sendiri. Cara ini disebut “self-report inventory”, dimana seseorang
mengemukakan atau merespon sesuatu
mengenai dirinya melalui alat yang sudah disediakan. Tes semacam ini sangat murah dan mudah untuk
diberikan, seringkali objektif, namun validitasnya harus sering dievaluasi
dengan hati-hati. Keunggulan
Tes ini adalah terstandardisasi, mudah diberikan, reliabel, menangkap gambaran
diri dengan baik; namun terbatas dalam derajat kekayaan data, mudah untuk
dikelabui, tergantung pada pengetahuan diri.
Contoh dari Tes Laporan Diri ini adalah: MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory), ACT (Affective Communication Test), Millon Clinical Multiaxial Inventory.
Contoh dari Tes Laporan Diri ini adalah: MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory), ACT (Affective Communication Test), Millon Clinical Multiaxial Inventory.
2.
Apa yang orang lain katakan tentang keadaan
diri seorang. Cara ini disebut “inventories sociometric”, di mana orang lain
diminta untuk mengemukakan keadaan pribadi seseorang. Menurut Lewis Terman hal ini disebut Studi Longitudinal Terman.
Studi
Longitudinal Terman adalah penilaian
yang menggunakan kuesioner untuk mendapatkan informasi individu (terutama
anak-anak) dari orang lain (orangtua atau gurunya). Penilaian yang dilakukan di
masa kecil ini terbukti dapat memperkirakan kepribadian dan pencapaian
anak-anak di masa dewasanya.
Keunggulan penilian ini adalah: menyediakan sudut pandang yang tidak terbiaskan oleh laporan diri individu, dan dengan jelas mengungkap trait yang “terlihat”, dapat digunakan untuk menilai anak-anak/binatang; namun keterbatasannya adalah penilaian ini tidak valid apabila analisisnya kurang berpengalaman atau terpengaruh bias.
Keunggulan penilian ini adalah: menyediakan sudut pandang yang tidak terbiaskan oleh laporan diri individu, dan dengan jelas mengungkap trait yang “terlihat”, dapat digunakan untuk menilai anak-anak/binatang; namun keterbatasannya adalah penilaian ini tidak valid apabila analisisnya kurang berpengalaman atau terpengaruh bias.
3.
Apa yang seseorang lakukan dalam situasi
tertentu. Dalam hal ini seseorang disuruh melakukan sesuatu dan hal-hal yang
dilakukannya itu diamati secara cermat dan ditafsirkan.
Dari ketiga cara atau
pendekatan di atas, cara yang pertama (self report inventory) merupakan jenis
tes kepribadian yang paling banyak digunakan di sekolah dan di perusahaan
dewasa ini.
d.
Tes Prestasi Belajar
Menurut Benyamin
S Bloom dalam(Azwar, 2003) menjelaskan bahwa Tes
Prestasi Belajar adalah salah satu alat ukur hasil belajar yang dapat mencakup
semua kawasan tujuan pendidikan. Ia membagi kawasan tujuan pendidikan mejadi
tiga bagian, yaitu:
1.
Kawasan kognitif
2.
Kawasan afektif
3.
Kawasan psikomotorik
Jadi bisa disimpulkan
bahwa tes prestasi belajar adalah
suatu alat (tes) yang disusun untuk mengukur hasil-hasil pengajaran,
kemajuan-kemajuan yang telah dicapai murid setelah ia mengikuti latihan atau
pelajaran selama waktu tertentu. Tes prestasi belajar ini disusun untuk
mengukur hasil pembelajaran atau kemajuan belajar murid. Adapun fungsi dari tes prestasi belajar yakni:
1.
Fungsi penempatan adalah penggunaan hasil tes
prestasi belajar untuk
klasifikasi individu kedalam
bidang atau jurusan.
2.
Fungsi formatif adalah penggunaan tes prestasi
belajar guna melihat sejauh
mana kemampuan belajar
yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu program
pendidikan.
3.
Fungsi diagnostik adalah penggunaan tes prestasi
belajar untuk mendiagnosis
kesukaran-kesukaran
dalam belajar, mendeteksi kelemahan-kelemahan siswa
yang dapat diperbaiki
segera, dan semacamnya.
4.
Fungsi sumatif adalah penggunaan hasil tes
prestasi belajar untuk memperoleh
informasi mengenai
penguasaan pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya
dalam suatu program
pelajaran. Tes sumatif merupakan pengukuran akhir
dalam suatu program
dan hasilnya dipakai untuk menentukan apakah siswa
dapat dinyatakan lulus
dalam program pendidikan tersebut atau apakah siswa
dinyatakan dapat melanjutkan
ke jenjang program yang lebih tinggi.
Cara Mengukur Prestasi Belajar
Pengukuran dilakukan dengan
mengukur tes-tes, yang biasa disebut dengan ulangan. Dalam mengevaluasi tingkat
keberhasilan atau pemahaman belajardapat dilakukan melalui beberapa tes
prestasi belajar antara lain :
1.
Tes Formatif, penilaian ini digunakan untuk
mengukur satu atau beberapa
pokok
bahasan tertentu yang diadakan sebelum atau selama pelajaran
berlangsung
dan bertujuan untuk memperoleh gambarantentang daya serap
siswa
terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk
memperbaiki
proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.
2.
Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan
pengajaran tertentu yangtelah
diajarkan
dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untukmemperoleh gambaran
daya
serap siswa untuk meningkatkan tingkatprestasi belajar siswa. Hasil tes
subsumatif
ini dimanfaatkan untukmemperbaiki proses belajar mengajar dan
diperhitungkan
dalammenentukan nilai rapor.
3.
Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur
daya serap siswa terhadap bahan
pokok-pokok
bahasan yang telah diajarkan selama satu semesteratau satu catur
wulan.
Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan
belajar
siswa dalam suatu perioe belajar. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan
untuk
kenaikan kelas, menyusun peringkat(rangking) atau sebagai ukuran mutu
sekolah.
Ditinjai dari bentuk soalnya maka
tes dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a)
Tes non obyektif,
yaitu hasilnya dipengaruhi oleh pemberian nilai seperti tes uraian. Tes
uraian dapat digolongkan kedalam dua bagian yaitu:
1)
Tes uraian bentuk terbuka dan tes uraian terbatas.
Pada tes uraian terbuka
setiap
peserta tes sepenuhnya memiliki kebebasan untuk menjawab sesuai
dengan
yang dipikirkannya.
2)
Tes uraian terbatas jawaban yang
dikehendaki adalah jawaban yang
sifatnya
sudah dibatasi.
b)
Tes obyektif,
karna siapapun yang memeriksa hasil tes akan menunjukkan skor yang sama. Tes
bentuk obyektif memiliki model yang lebih banyak dan variatif dibandingkan tes
bentuk uraian. Oleh sebab itulah tes obyektif lebih sering digunakan dalam tes
prestasi hasil belajar dibandingkan tes bentuk uraian. Ada beberapa
penggolongan tes obyektif yaitu :
1)
Tes benar salah, adalah bentuk tes yang
mengajukan beberapa pernyataan yang bernilai benar atau salah. Biasanya ada dua
pilihan jawaban yaitu huruf B yang berarti pernyataan tersebut benar dan S yang
berarti pernyataan tersebut salah. Tugas peserta tes adalah menentukan apakah
pernyataan tersebut benar atau salah.
2)
Tes Menjodohkan,Tes menjodohkan ini memiliki
satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Tugas peserta tes adalah mencari
pasangan setiap pertanyaan yang terdapat dalam seri pertanyaan dan seri
jawaban.
3)
Tes Isian, Tes bentuk isian dapat digunakan
dalam bentuk paragraph-paragraf yang merupakan rangkaian cerita atau berupa
satu pernyataan. Beberapa bagian kalimatnya yang merupakan kata-kata penting
telah dikosongkan terlebih dahulu. Tugas peserta tes adalah mengisi bagian-bagian
yang kosong dengan jawaban yang sesuai.
4)
Tes Pilihan ganda,Tes bentuk pilihan
ganda merupakan tes yang memiliki satu pemberitahuan tentang suatu materi
tertentu yang belum sempurna serta beberapa alternatif jawaban yang terdiri
dari kunci jawaban dan pengecoh. Tugas peserta tes adalah memilih jawaban dari
pilihan yang tersedia dan paling sesuaia dengan pernyataan yang ada dalam soal.
Dari beberapa bentuk
tes yang tersedia, tidak semuanya dapat digunakan secara bersamaan dalam satu
kesempatan. Ada beberapa pertimbangan yang diperlukan untuk memilih bentuk tes
yang paling sesuai. Menurut Djemari
Mardapi (2004: 73) pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh
tujuan tes, jumlah peserta, waktu yang tersedia untuk pemeriksaan lembar
jawaban, cakupan materi tes dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan.
Tujuan
utama penggunaan tes prestasi belajar adalah agar guru dapt membuat keputusan-keputusan,
seleksi dan klasifikasi, serta menentukn keefektifan pengajaran. Hasil-hasil
tes prestasi dapat digunakan untuk mengukur hasil-hasil belajar, mengenali
murid-murid yang membutuhkan pengajaran perbaikan, memudahkan murid-murid dan
sebagai criteria dalam menilai teknik pengajaran.
2.
Non-tes
Teknik non-tes merupakan prosedur
mengumpulkan data untuk memahami pribadi siswa pada umumnya bersifat
kualitatif. Beberapa macam teknik non-tes diantaranya yaitu:
a.
Observasi (pengamatan)
Yaitu teknik atau cara mengamati
suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku). Yang paling berperan disini
adalah panca indra atau pengindraan terutama indra penglihatan, dan memiliki
ciri-ciri yaitu dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu,
direncanakan secara sistematis, hasilnya dicatat dan diolah sesuai tujuan,
perlu diperiksa ketelitiannya.
Teknik observasi ini dapat
dikelompokan kedalam beberapa jenis yaitu:
·
Observasi sehari-hari
·
Observasi sistematis
·
Observasi partisipatif, disini pengamat ikut serta
dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang yang damati
·
Observasi nonpartisifatif, disini pengamat tidak ikut
serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang yang diamati.
b.
Catatan anekdot
Yaitu
catatan otentik hasil observasi yang menggambarkan tingkah laku murid atau
kejadian dalam situasi khusus, bisa menyangkut individu juga kelompok. Dengan
menggunakan catatan anekdot guru dapat:
1.
memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang perkembangan
anak,
2.
memperoleh pemahaman tentang sebab-sebab dari gejala
tingkah laku murid,
3.
memudahkan dalam menyesuaikan diri dengan murid.
Catatan anekdot yang baik memiliki syarat-syarat sebagai
berikut:
1.
Objektif
Untuk mempertahankan objektivitas dapat dilakukan
hal-hal sebagai berikut:
1)
catatan dibuat sendiri oleh guru,
2)
pencatatan dilakukan segera setelah suatu kegiatan
terjadi,
3)
deskripsi dari suatu peristiwa dipisahkan dari
tafsiran pencatatan sendiri.
2. Deskriptif
Catatan suatu peristiwa mengenai murid hendaknya
lengkap disertai latar belakang, percakapan dicatat secara langsung, dan
kejadian-kejadian dicatat secara tersusun sesuai dengan kejadiannya.
3.
Selektif
Situasi yang dicatat adalah situasi yang relevan
dengan tujuan dan masalah yang sedang menjadi perhatian guru sesuai keadaan
murid. Contoh : Guru bermaksud mengobservasi seorang murid yang diduga
mempunyai masalah.
CATATAN ANEKDOT
1.
Nama Murid :
Andi
2.
Kelas :
5
3.
Tanggal Observasi :
17 Oktober 2013
4.
Peristiwa : Pada pukul 07.30 semua murid kelas 5 sudah
setengah jam mengikuti pelajaran jam pertama . ketika itu para murid sedang
menyimak penjelasan dari guru, tiba-tiba Andi masuk kelas, tanpa terlebih
dahulu mengetuk pintu, dia langsung duduk dibakunya, pakaiannya nampak lusuh,
dan penampilannya nampak lesu. Pada hari itu, Andi tidak sedikitpun menunjukkan
perhatiannya untuk belajar.
Melalui catatan anekdot
ini, guru akan lebih memahami tentang sikap kebiasaan atau perilaku murid
sehingga memudahkannya untuk memberikan bimbingan kepadanya.
c. Wawancara
Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan
informasi melalui komunikasi langsung dengan responden (orang yang diminta
informasi). Dalam hal ini bias murid, orang tua murid, atau orang lain yang
diminta keterangan tentang murid.
Contoh penggunaan wawancara ini, seperti
guru ingin mengetahui informasi dan murid yang sering membolos dari sekolah.
Guru mengajukan pertanyaan tentang identitas orang tua, jarak tempat tinggal,
perhatian orang tua terhadap belajar murid, kegiatan sehari-hari yang dilakukan
oleh murid, dan alasannya mengapa sering membolos.
Kelebihan wawancara yaitu:
1.
merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkap
keadaan pribadi murid
2.
dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur
3.
dapat dilaksanakan serempak dengan kegiatan observasi
4.
digunakan untuk pelengkap data yang dikumpulkan dengan
teknik lain.
Kekurangan wawancara yaitu:
a.
tidak efisien, yaitu tidak dapat menghemat waktu
b.
sangat bergantung terhadap kesediaan kedua belah pihak
c.
menuntut penguasaan bahasa dari pihak pewawancara
Untuk melancarkan proses wawancara dan
mendokumentasikan hasilnya dapat dibuat pedoman wawancara formatnya sebagai
berikut.
Nama SD :
………………………………………………………………………
Alamat :
……………………………………………………………………....
Pedoman Wawancara
1. Wawancara ke :
2. Waktu wawancara :
3. Tempat wawancara :
4. Masalah :
5. Responden :
6. Jalannya wawancara :
No
|
Pertanyaan
|
Deskripsi / Jawaban
|
|
|
|
7. Kesimpulan wawancara
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
d.
Angket
Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpul
data melalui komunikasi tidak langsuang, yaitu melalui tulisan. Angket ini
berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan responden. Beberapa petunjuk untuk menyusun
angket:
1.
gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti lengkap
2.
susun kalimat sederhana tapi jelas
3.
hindari kata-kata yang sulit dipahami
4.
pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab
5.
hindarkan kata-kata yang negatif dan menyinggung
perasaan responden.
e.
Autobiografi
Yaitu sebuah karangan pribadi
seseorang (siswa) yang murni hasil dirinya sendiri tanpa dimasuki pikiran dari
orang lain, ini lebih menjurus tentang pengalaman hidup, cita-cita dan lain
sebgainya.
Autobiografi bagi guru bertujuan
untuk mengetahui keadaan murid yang berhubungan dengan minat, cita-cita, sikap
terhadap keluarga, guru atau sekolah dan pengalaman hidupnya. Autobiografi ini
dalam pembuatannya dibagi kedalam dua jenis, yaitu karangan terstruktur dan
tidak terstruktur.
1.
Terstruktur
Karangan pribadi ini disusun berdasarkan tema (judul) yang telah ditentukan
sebelumnya, seperti: cita-citaku, keluargaku, teman-temanku, masa kecilku dan
sebagainya.
2.
Tidak terstruktur
Di sini murid diminta membuat karangan pribadi secara bebas, dan tidak
ditentukan kerangka karangan terlebih dahulu.
f.
Otobiografi
Otobiografi memiliki beberapa
kelebihan antara lain: memberikan informasi tentang siswa secara lengkap, bisa
mengungkapkan perasaan dengan bebas dari kegiatan yang telah dilakukan, data
ini dapat mendukung data yang diperoleh dari teknik lain dan menghemat dalam
pengadministraisian
Sedangkan kelemahan dalam
otobiografi ini adalah siswa kurang terampil dalam komunikasi secara tertulis
dengan baik, otobiografi lebih banyak mengungkap tentang fantasi, tidak semua
kejadian dapat diingatnya dengan baik, data yang diperoleh dari otobiografi ini
harus di padukan dengan baik dari teknik lain agar dapat ditafsirkan secara
benar, sering terdapat kata-kata yang tidak diketahui atrinya secara benar
g.
Sosiometri
Teknik ini bertujuan untuk
memperoleh informasi dengan menghubungkan atau interasksi sosial diantara
murid. Dengan sosiometri guru dapat mengetahui tentang:
murid yang populer (banyak disenangi teman), murid yang terisolir (tidak dipilih/disukai teman)
murid yang populer (banyak disenangi teman), murid yang terisolir (tidak dipilih/disukai teman)
Sosiometri juga dapat digunakan
untuk:
1. memperbaiki hubungan insani
diantara anggota-anggota kelompok tertentu
2. menentukan kelompok kerja
3. meneliti kemampuan memimpin
seorang individu dalam kelompok tertentu untuk suatu kegiatan tertentu.
Beberapa hal yang perlu diingat dala
melancarkan sosiometri:
1. sebelum dilancarkan hendaknya
petugas berusaha menciptakan hubungan baik dengan kelompok
2. petunjuk diberikan dengan
jelas
3. penjelasan yang dimaksud
pelancaran sosiometri
4. sosiometrihendaknya
diselengarakan dengan kondisi dimana siswa tidak saling mengetahui jawabannya
5. menjaga kerahasian pilihan
maupun hasil
6. individu harus saling
mengenal
Kegunaan sosiometri adalah:
1. memperbaiki hubungan sisoal
individu dalam kelompok
2. menentukan keanggotaan
kelompok kerja
3. meneliti kecenderungan
potensi kepemimpinan individu dalam kelompok
4. mengatur tempatduduk dalam
kelas
5. mengenali kekompakan dan
perpecahan dalam anggota kelompok
h. Studi kasus
Dalam
melaksanakan studi kasus ini dapat ditempuh langkah-langkah :
1.
Menemukan murid yang bermasalah, contoh: prestasi
belajarnya sangat
rendah,
nakal, sering bertengkar dan sering bolos.
2.
Memperoleh data
Cara untuk memperoleh data yaitu wawancara
dengan guru lain, Home
visit yaitu kunjungan kerumah orang
tua murid atau wawancara langsung
dengan siswa yang bersangkutan
3.
Menganalisis data
Berbagai faktor yang mungkin terjadi penyebab anak mengalami kelainan adalah kondisi keluarga yang tidak harmonis, tingkat kecerdasan rendah, motivasi belajar rendah, sering sakit-sakitan, kurang mengetahui konsep-konsep dasar atau pengetahuan tentang mata pelajaran tertentu
Berbagai faktor yang mungkin terjadi penyebab anak mengalami kelainan adalah kondisi keluarga yang tidak harmonis, tingkat kecerdasan rendah, motivasi belajar rendah, sering sakit-sakitan, kurang mengetahui konsep-konsep dasar atau pengetahuan tentang mata pelajaran tertentu
4.
Memberikan layanan bantuan
Dapat dengan mengajar kembali tentang konsep-konsep dasar mata pelajaran tertentu apabila ada yang kurang dimengerti
Dapat dengan mengajar kembali tentang konsep-konsep dasar mata pelajaran tertentu apabila ada yang kurang dimengerti
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Teknik tes
merupakan salah satu metode atau cara yng digunakan untuk mengukur atau
mengetahui tingkat kemampuan dan kelemahan seseorang. Teknik tes terbagi
beberapa macam diantaranya: Tes intelegensi, Tes bakat, Tes kepribadian, Tes
prestasi belajar
Selain itu
untuk memahami perkembangan anak sebagai peserta didik digunakan Non-tes yang
merupakan proses pengumpulan data untuk memahami pribadi pada umumnya bersifat
kualitatif.
Macam-macam
non-tes diantaranya adalah Observasi, Wawancara, Catatan anekdot, Autobiografi,
Sosiometri, Studi khusus
Teknik-teknik
tersebut bertujuan untuk membantu memberi informasi kepada guru untuk
mengetahui anak yang berbakat, kemampuan tinggi, kemampuan rendah, anak
bermasalah dan sebagainya.
Untuk itu
kita bisa mencoba melakukan teknik tes ataupun non-tes untuk mengetahui suatu
informasi yang diperlukan.
B.
Saran
Adapun
beberapa saran yang dapat kami sampaikan yaitu berikan kesempatan kepada siswa
untuk mengungkapkan keinginannya, lakukanlah beberapa teknik tes atau non-tes
yang bisa memecahkan masalah yang dihadapi siswa., lakukanlah secara
kontinue/berkesinambungan untuk mengetahui keadaan siswa., berikanlah bimbingan
juga pengarahan tambahan atau lebih kepada siswa bila diperlukan.