Jumat, 25 Oktober 2013

Makalah Teknik Memahami Perkembangan Murid PGSD Semester 3



BAB 1
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Sebagai calon guru atau pendidik kita harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas juga wawasan yang luas untuk memahami peserta didiknya. Selain itu kita harus mengerti psikokologi anak, kemampuan anak, kelemahan anak dan keinginan anak yang mempunyai bakat tertentu
Untuk itu kita harus mengetahui tingkat kemampuan dan perkembangan peserta didik. Salah satunya dengan tes. Tes yang digunakan bisa bermacam-macam sesuai dengan kemampuan dan minat peserta didik.
Selain itu, tes bisa membantu kita untuk dapat mengetahui kemampuan juga kelemahan peserta didik yang menjadi masalah dalam kehidupannya. Untuk itu kita akan membahas sedikit mengenai teknik-teknik memahami anak atau peserta didik.

B.      Rumusan
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1.  Pengertian dan macam-macam teknik-teknik tes!
    2.  Pengertian non-tes dan jenis-jenisnya!
    3.  Bagaimana cara mengetahui kemampuan, bakat, permasalahan yang
          dihadapi siswa

C.            Tujuan Penulisan
          Tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1.             Mengetahui dan memahami pengertian dan macam-macam teknik-teknik tes
2.             Mengetahui dan dapat menguraikan pengertian dan jenis-jenis non-tes.
3.             Dapat mengetahui juga mengungkap kemampuan, bakat juga membantu siswa dalam menhadapi permasalahannya.
BAB II
PEMBAHASAN

A.           Teknik Pengumpulan Data
Keberhasilan proses bimbingan di sekolah antara lain ditentukan oleh ketepatan pemahaman pembimbing terhadap karakteristik perkembangan murid. Pemahaman terhadap perkembangan murid tersebut, dapat menjadi dasar bagi pengembangan strategi dan proses bimbingan yang membantu murid mengembangkan perilaku-perilakunya yang baru.
Untuk itu guru di SD perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang jenis-jenis data yang perlu dikumpulkan, sumber untuk memperoleh data tersebut, cara dan prosedur mendapatkan data dan keterampilan dalam menyusun alat pengumpul dataserta penggunannya. Teknik memahami perkembangan murid akan terentang dari mulai teknik yang sepenuhnya bergantung pada pengamatan pembimbing (yang sifatnya terbuka dan fleksibel) sampai kepada teknik yang terstuktur dengan menggunakan alat ukur tertentu secara ketat (seperti tes, inventori dan sejenisnya).
Salah satu hal yang penting dalam memberikan suatu bimbingan pada peserta didik adalah melihat masalah secara keseluruhan baik masalah pribadinya maupun masalah latar belakang pribadinya.
Teknik-teknik untuk mengumpulkan data murid tersebut pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar yaitu:
1.             Tes
Secara etimologis, istilah “tes” berasal dari bahasa Latin “testum” yang bararti cangkir, mangkok atau cawan yang digunakan untuk memeriksa logam. Lambat laun istilah ini dipergunakan juga dalam lapangan-lapangan lain termasuk pendidikan. Dalam penggunaannya sehari-hari istilah tes sering digunakan silih berganti dengan pengukuran dan penilaian. Dalam pengertian yang sempit, tes mengandung pengertian penyajian seperangkat tugas atau pertanyaan yang harus dijawab. Definisi yang lebih luas tentang tes dikemukakan oleh Cronbach (1970) sebagai prosedur yang bersifat sitematis untuk mengamati tingkah laku seseorang dan menggambarkannya dengan skala angka atau system golongan.
   Peters dan Shertzer (1974: 349) mengartikan tes sebagai suatu prosedur yang sistematis untuk mengobservasi (mengamati) tingkah laku indivdu, dan menggambarkan (Mendeskripsikan) tingkah laku itu melalui sekala angka atau sistem kategori.
Umumnya tes mengandung pengertian alat untuk menentukan atau menguji sesuatu. Dalam hubungan dengan psikologi, tes merupakan suatu rangkaian pertanyaan atau tugas yang harus dijawab atas dasar pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap atau kualifikasi seseorang dapat ditentukan.
Penggunaan teknik dan tes (Khusunya tes prestasi belajar) bagi guru disekolah bertujuan untuk :
a.              Menilai kemampuan belajar murid.
b.             Memberikan bimbingan belajar kepada murid.
c.              Mengecek kemajuan belajar.
d.             Memahami kesulitan-kesulitan belajar.
e.              Memperbaiki teknik mengajar.
f.              Menilai efektifitas (keberhasilan) mengajar (Shertzer & Stone, 1971: 235).
Tes banyak sekali macamnya dan dapat digolongkan menurutcara-cara tertentu, misalnya berdasarkan atas banyaknya peserta tes, berdasarkan cara penyelesaiannya dan sebagainya. Salah satu cara penggolongan tes yang terkenal adalah penggolongan tes berdasarkan atas aspek psikis yang diukur. Berdasarkan atas aspek yang diukur, tes dibedakan atas :
a.              Tes Intelegensi
b.             Tes Bakat
c.              Tes Kepribadian
d.             Tes Prestasi Belajar
Berikut penjelasan dari tes-tes tersebut.
a.              Tes Intelegensi
Menurut  David Wechsler , intelegensi  adalah  kemampuan  untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa intelegensi  adalah  suatu  kemampuan  mental  yang  melibatkan proses berpikir secara rasional.
Oleh karena itu, intelegensi tidak dapat diamati secara  langsung melainkan  harus  disimpulkan  dari  berbagai  tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa sesungguhnya yang dimaksud dengan intelegensi adalah kemampuan berpikir secara rasional, bukan tingginya nilai akademik yang menentukan,  melainkan  kecakapan seseorang dalam  melakukan  berbagai  hal  serta  kemampuannya berpikir  secara rasional itulah yang sebetulnya menentukan.
Jadi, tes intelegensi adalah suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengungkapkan taraf kemampuan dasar seseorang yaitu kemampuan dalam berpikir, bertindak dan menyesuaikan dirinya secara afektif. Lebih jelasnya gambaran tingkat kecerdasan (IQ) dengan klasifikasinya dapat dilihat dibawah ini

Kelas Interval                                Klasifikasi
Skor IQ
140–keatas                                    Genius (Luar biasa)
120- 139                                         Very superior ( sangat cerdas)
110-119                                          Superior (Cerdas)
90-109                                            Normal (average)
80-89                                              Dull (bodoh)
70-79                                              Border line (Batas normal)
50-60                                              Marrons (Debiel)
30-49                                              Embicile (embiciel)
Dibawah -30                                   Idiot

          Berdasarkan penataannya ada beberapa jenis tes intelegensi, yaitu;
1.             Tes Intelegensi individual
          Tes ini hanya dilakukan oleh satu orang saja secara khusus. Tes Intelegensi individual diantaranya :
   Stanford - Binet Intelligence Scale
-    Wechsler - Bellevue Intelligence Scale (WBIS)
-    Wechsler - Intelligence Scale for Children (WISC)
-    Wechsler - Adult Intelligence Scale (WAIS)
-    Wechsler - Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI).
          Kelebihan pada tes ini antara lain penguji dapat menilai dengan jelas bagaimana individu yang sedang menjalani tes tersebut. Misalnya mengamati bagaimana individu menyusun laporan, minat dan perhatian individu, kecemasan dalam pengerjaan tugas, serta tingkat toleransi menghadapi rasa frustasi. Kekurangan tes ini adalah kurang begitu nyaman.
2.             Tes Intelegensi kelompok
          Tes ini dilakukan guna mencari data secara cepat secara serentak. Tes Intelegensi kelompok diantaranya :
-    Pintner Cunningham Primary Test
-    The California Test of Mental Maturity
-    The Henmon- Nelson Test Mental Ability
-    Otis - Lennon Mental Ability Test
-    Progressive Matrices
Kelebihan pada tes ini antara lain rasa nyaman. Tes ini juga memiliki kekurangan antara lain peneliti tidak dapat menyusun laporan individu, tidak dapat menentukan tingkat kecemasan individu, instruksi yang kurang jelas karena ribut atau peserta yang satu diganggu oleh peserta lainnya.
3.             Tes Intelegensi dengan tindakan/perbuatan
Tes Intelegensi berguna untuk :
a)             Membantu guru menganalisis berbagai masalah yang dialami murid, seperti masalah kesulitan belajar, masalah kedisiplinan dan masalah kepribadian.
b)             Membantu guru memahami sebab-sebab terjadinya masalah pada diri murid yang berkaitan dengan kemampuan dasarnya.
c)             Membantu guru mengenali muri-murid yang memiliki kemampuan sangat tinggi dan sangat rendah yang membutuhkan pendidikan khusus.
d)            Membantu guru menafsirkan kesuliatan-kesulitan belajar yang dialami murid.

b.             Tes Bakat
Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang dengan suatu latihan khusus memungkinkannya menguasai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan tertentu, seperti kemampuan bermain music, kemampuan berolahraga dan lain-lain. Seseorang yang berbakat music, misalnya dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak berbakat music akan lebih cepat menguasai keterampilan tersebut. Dengan demikian, bakat tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi harus ditunjang oleh factor lingkungan.
Bakat dapat diukur atau diungkapkan dengan suatu alat yang disebut tes bakat. Tes bakat adalah suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengetahui kecakapan, kemampuan dan keterampilan seseorang dalam bidang-bidang tertentu, seperti kemampuan berbahasa, kemampuan bermain, dan lain-lain.
Tes bakat berguna untuk membantu seseorang dalam membuat rencana dan keputusan yang bijaksana berkenaan dengan pilihan pendidikan dan pekerjaan. Dari hasil tes bakat, seseorang dapat memperoleh gambaran tentang kecakapan, kemampuan, dan keterampilannya dalam suatu atau berbagai bidang. Perlu disadari bahwa hasil tes bakat itu merupakan salah satu data atau informasi. Data atau informasi itu masih perlu lagi dikonsultasikan dengan data lain yang berkenaan dengan diri murid.
Untuk mengetahui bakat individu, telah dikembangkan beberapa macam tes seperti :
1.             Rekonik. Tes ini mengukur fungsi motorik, persepsi dan berpikir mekanis.
2.             Tes Bakat music. Tes ini mengukur kemampuan individu dalam aspek-aspek suara, nada, ritme, warna bunyi dan memori.
3.             Tes bakat Artistik. Tes ini mengukur kemampuan menggambar, melukis dan merupa (mematung).
4.             Tes Bakat Klerikal (perkantoran). Tes ini mengukur kemampuan kecepatan dan ketelitian.
5.             Tes Bakat yang Multifaktor. Tes bakat ini mengukur berbagai kemampuan khusus yang telah lama digunakan adalah DAT  (Differential Attitude Test). Test ini mengukur delapan kemampuan khusus, yaitu :
a)             Berpikir verbal, yang mengungkapkan kemampuan nalar yang
          dinyatakan secara verbal.
b)             Kemampuan bilangan, yang mengungkapkan kemampuan berpikir dengan menggunakan angka-angka.
c)             Berpikir abstrak, yang mengungkap kemampuan nalar yang dinyatakan dengan menggunakan berbagai bentuk diagram, yang bersifat non verbal atau tanpa angka-angka.
d)            Hubungan ruang, visualisasi dan persepsi, yang mengungkap kemampuan untuk membayangkan dan membentuk gambar-gambar dari objek dengan hanya melihat gambar di atas kertas yang rata.
e)             Kecepatan dan ketelitian, yang mengungkapkan kemampuan ketelitian dan kecepatan seseorang dalam membandingakan dan memperhatikan daftar tertulis, seperti nama-nama atau angka-angka.
f)              Berfikir mekanik, yang mengungkapkan kemampuna setra pemahaman mengenai hokum-hukum yang mendasari lat-alat, mesin-mesin dan gerakan-gerakannya.
g)             Penggunaan bahasa pengucapan, yang mengungkap kemampuan mengeja kata-kata umum.
h)             Pengggunaan bahasa-menyusun kalimat, yang mengungkap kemampuan pemakaian kata-kata dalam kalimat, seperti tanda baca dan tata bahasa.
         
c.              Tes kepribadian
Allport (9dalam Hall dan Lindzey, 1981) mengatakan bahwa kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari system-sistem psikopisis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian-penyesuaian yang unik dengan lingkungan.
Secara umum, definisi tes kepribadian adalah teknik untuk mengesahkan atau menolak hipotesis dalam pengukuran mental yang menghasilkan skor untuk membandingkan dua orang atau lebih. Tes ini dirancang untuk mengukur berbagai faktor psikologis tertentu, biasanya juga menyangkut pengukuran kemampuan fisik seseorang.
Menurut Lee J. Cronbach dalam Essential of Psychological Testing, tujuan tes kepribadian adalah mengetahui perbedaan diantara setiap kepribadian dan kepribadian itu sendiri bersifat individual, yang berarti tidak seorang pun yang memiliki kepribadian yang sama diantara satu dengan yang lainnya, dan keribadian itu sendiri bukanlah sesuatu yang salah atau benar, bukan pula sesuatu yang baik atau pun buruk. Sehingga kepribadian adalah apa adanya diri anda yang telah memiliki kepribadian yang unik, berbeda dari yang lain.
Tes-tes kepribadian melibatkan stimulus terstandardisasi yang ditujukan untuk memancing dan menganalisa perbedaan reaksi individu. Kepribadian dapat diukur dengan berbagai cara. Cara yang paling banyak digunakan adalah dengan jalan melihat :
1.             Apa yang seseorang katakan tentang keadaan dirinya sendiri. Cara ini disebut “self-report inventory”, dimana seseorang mengemukakan atau merespon sesuatu mengenai dirinya melalui alat yang sudah disediakan. Tes semacam ini sangat murah dan mudah untuk diberikan, seringkali objektif, namun validitasnya harus sering dievaluasi dengan hati-hati. Keunggulan Tes ini adalah terstandardisasi, mudah diberikan, reliabel, menangkap gambaran diri dengan baik; namun terbatas dalam derajat kekayaan data, mudah untuk dikelabui, tergantung pada pengetahuan diri.
Contoh dari Tes Laporan Diri ini adalah: MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory), ACT (Affective Communication Test), Millon Clinical Multiaxial Inventory.
2.             Apa yang orang lain katakan tentang keadaan diri seorang. Cara ini disebut “inventories sociometric”, di mana orang lain diminta untuk mengemukakan keadaan pribadi seseorang. Menurut Lewis Terman hal ini disebut Studi Longitudinal Terman.
          Studi Longitudinal Terman adalah penilaian yang menggunakan kuesioner untuk mendapatkan informasi individu (terutama anak-anak) dari orang lain (orangtua atau gurunya). Penilaian yang dilakukan di masa kecil ini terbukti dapat memperkirakan kepribadian dan pencapaian anak-anak di masa dewasanya.
Keunggulan penilian ini adalah: menyediakan sudut pandang yang tidak terbiaskan oleh laporan diri individu, dan dengan jelas mengungkap trait yang “terlihat”, dapat digunakan untuk menilai anak-anak/binatang; namun keterbatasannya adalah penilaian ini tidak valid apabila analisisnya kurang berpengalaman atau terpengaruh bias.
3.             Apa yang seseorang lakukan dalam situasi tertentu. Dalam hal ini seseorang disuruh melakukan sesuatu dan hal-hal yang dilakukannya itu diamati secara cermat dan ditafsirkan.

Dari ketiga cara atau pendekatan di atas, cara yang pertama (self report inventory) merupakan jenis tes kepribadian yang paling banyak digunakan di sekolah dan di perusahaan dewasa ini.

d.             Tes Prestasi Belajar
Menurut Benyamin S Bloom dalam(Azwar, 2003) menjelaskan bahwa Tes Prestasi Belajar adalah salah satu alat ukur hasil belajar yang dapat mencakup semua kawasan tujuan pendidikan. Ia membagi kawasan tujuan pendidikan mejadi tiga bagian, yaitu:
1.        Kawasan kognitif
2.        Kawasan afektif
3.        Kawasan psikomotorik
Jadi bisa disimpulkan bahwa tes prestasi belajar adalah suatu alat (tes) yang disusun untuk mengukur hasil-hasil pengajaran, kemajuan-kemajuan yang telah dicapai murid setelah ia mengikuti latihan atau pelajaran selama waktu tertentu. Tes prestasi belajar ini disusun untuk mengukur hasil pembelajaran atau kemajuan belajar murid. Adapun fungsi dari tes prestasi belajar yakni:
1.             Fungsi penempatan adalah penggunaan hasil tes prestasi belajar untuk
          klasifikasi individu kedalam bidang atau jurusan.
2.             Fungsi formatif adalah penggunaan tes prestasi belajar guna melihat sejauh
mana kemampuan belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu program
pendidikan.
3.             Fungsi diagnostik adalah penggunaan tes prestasi belajar untuk mendiagnosis
kesukaran-kesukaran dalam belajar, mendeteksi kelemahan-kelemahan siswa
yang dapat diperbaiki segera, dan semacamnya.
4.             Fungsi sumatif adalah penggunaan hasil tes prestasi belajar untuk memperoleh
informasi mengenai penguasaan pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya
dalam suatu program pelajaran. Tes sumatif merupakan pengukuran akhir
dalam suatu program dan hasilnya dipakai untuk menentukan apakah siswa
dapat dinyatakan lulus dalam program pendidikan tersebut atau apakah siswa
dinyatakan dapat melanjutkan ke jenjang program yang lebih tinggi.

          Cara Mengukur Prestasi Belajar
          Pengukuran dilakukan  dengan mengukur tes-tes, yang biasa disebut dengan ulangan. Dalam mengevaluasi tingkat keberhasilan atau pemahaman belajardapat dilakukan melalui beberapa tes prestasi belajar antara lain :
1.             Tes Formatif, penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa
          pokok bahasan tertentu yang diadakan sebelum atau selama pelajaran
          berlangsung dan bertujuan untuk memperoleh gambarantentang daya serap
          siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk
          memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.
2.             Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yangtelah
          diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untukmemperoleh gambaran
          daya serap siswa untuk meningkatkan tingkatprestasi belajar siswa. Hasil tes
          subsumatif ini dimanfaatkan untukmemperbaiki proses belajar mengajar dan
          diperhitungkan dalammenentukan nilai rapor.
3.             Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan
          pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semesteratau satu catur
          wulan. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan
          belajar siswa dalam suatu perioe belajar. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan
          untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat(rangking) atau sebagai ukuran mutu
          sekolah.

          Ditinjai dari bentuk soalnya maka tes dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a)             Tes non obyektif, yaitu hasilnya dipengaruhi oleh pemberian nilai seperti tes uraian. Tes uraian dapat digolongkan kedalam dua bagian yaitu:
1)             Tes uraian bentuk terbuka dan tes uraian terbatas. Pada tes uraian terbuka
          setiap peserta tes sepenuhnya memiliki kebebasan untuk menjawab sesuai
          dengan yang dipikirkannya.
2)             Tes uraian terbatas jawaban yang dikehendaki adalah jawaban yang
          sifatnya sudah dibatasi.

b)             Tes obyektif, karna siapapun yang memeriksa hasil tes akan menunjukkan skor yang sama. Tes bentuk obyektif memiliki model yang lebih banyak dan variatif dibandingkan tes bentuk uraian. Oleh sebab itulah tes obyektif lebih sering digunakan dalam tes prestasi hasil belajar dibandingkan tes bentuk uraian. Ada beberapa penggolongan tes obyektif yaitu :
1)        Tes benar salah, adalah bentuk tes yang mengajukan beberapa pernyataan yang bernilai benar atau salah. Biasanya ada dua pilihan jawaban yaitu huruf B yang berarti pernyataan tersebut benar dan S yang berarti pernyataan tersebut salah. Tugas peserta tes adalah menentukan apakah pernyataan tersebut benar atau salah.
2)        Tes Menjodohkan,Tes menjodohkan ini memiliki satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Tugas peserta tes adalah mencari pasangan setiap pertanyaan yang terdapat dalam seri pertanyaan dan seri jawaban.
3)        Tes Isian, Tes bentuk isian dapat digunakan dalam bentuk paragraph-paragraf yang merupakan rangkaian cerita atau berupa satu pernyataan. Beberapa bagian kalimatnya yang merupakan kata-kata penting telah dikosongkan terlebih dahulu. Tugas peserta tes adalah mengisi bagian-bagian yang kosong dengan jawaban yang sesuai.
4)        Tes Pilihan ganda,Tes bentuk pilihan ganda merupakan tes yang memiliki satu pemberitahuan tentang suatu materi tertentu yang belum sempurna serta beberapa alternatif jawaban yang terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh. Tugas peserta tes adalah memilih jawaban dari pilihan yang tersedia dan paling sesuaia dengan pernyataan yang ada dalam soal.
Dari beberapa bentuk tes yang tersedia, tidak semuanya dapat digunakan secara bersamaan dalam satu kesempatan. Ada beberapa pertimbangan yang diperlukan untuk memilih bentuk tes yang paling sesuai. Menurut Djemari Mardapi (2004: 73) pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh tujuan tes, jumlah peserta, waktu yang tersedia untuk pemeriksaan lembar jawaban, cakupan materi tes dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan.
  Tujuan utama penggunaan tes prestasi belajar adalah agar guru dapt membuat keputusan-keputusan, seleksi dan klasifikasi, serta menentukn keefektifan pengajaran. Hasil-hasil tes prestasi dapat digunakan untuk mengukur hasil-hasil belajar, mengenali murid-murid yang membutuhkan pengajaran perbaikan, memudahkan murid-murid dan sebagai criteria dalam menilai teknik pengajaran.

2.             Non-tes
Teknik non-tes merupakan prosedur mengumpulkan data untuk memahami pribadi siswa pada umumnya bersifat kualitatif. Beberapa macam teknik non-tes diantaranya yaitu:
a.              Observasi (pengamatan)
Yaitu teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku). Yang paling berperan disini adalah panca indra atau pengindraan terutama indra penglihatan, dan memiliki ciri-ciri yaitu dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu, direncanakan secara sistematis, hasilnya dicatat dan diolah sesuai tujuan, perlu diperiksa ketelitiannya.
Teknik observasi ini dapat dikelompokan kedalam beberapa jenis yaitu:
·         Observasi sehari-hari
·         Observasi sistematis
·         Observasi partisipatif, disini pengamat ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang yang damati
·         Observasi nonpartisifatif, disini pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang yang diamati.



b.             Catatan anekdot
          Yaitu catatan otentik hasil observasi yang menggambarkan tingkah laku murid atau kejadian dalam situasi khusus, bisa menyangkut individu juga kelompok. Dengan menggunakan catatan anekdot guru dapat:
1.             memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang perkembangan anak,
2.             memperoleh pemahaman tentang sebab-sebab dari gejala tingkah laku murid,
3.             memudahkan dalam menyesuaikan diri dengan murid.

Catatan anekdot yang baik memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1.             Objektif
Untuk mempertahankan objektivitas dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1)             catatan dibuat sendiri oleh guru,
2)             pencatatan dilakukan segera setelah suatu kegiatan terjadi,
3)             deskripsi dari suatu peristiwa dipisahkan dari tafsiran pencatatan sendiri.
2.       Deskriptif
Catatan suatu peristiwa mengenai murid hendaknya lengkap disertai latar belakang, percakapan dicatat secara langsung, dan kejadian-kejadian dicatat secara tersusun sesuai dengan kejadiannya.
3.             Selektif
Situasi yang dicatat adalah situasi yang relevan dengan tujuan dan masalah yang sedang menjadi perhatian guru sesuai keadaan murid. Contoh : Guru bermaksud mengobservasi seorang murid yang diduga mempunyai masalah.

CATATAN ANEKDOT
1.      Nama Murid                            : Andi
2.      Kelas                                       : 5
3.      Tanggal Observasi                   : 17 Oktober 2013
4.      Peristiwa                                 :  Pada pukul 07.30 semua murid kelas 5 sudah setengah jam mengikuti pelajaran jam pertama . ketika itu para murid sedang menyimak penjelasan dari guru, tiba-tiba Andi masuk kelas, tanpa terlebih dahulu mengetuk pintu, dia langsung duduk dibakunya, pakaiannya nampak lusuh, dan penampilannya nampak lesu. Pada hari itu, Andi tidak sedikitpun menunjukkan perhatiannya untuk belajar.
Melalui catatan anekdot ini, guru akan lebih memahami tentang sikap kebiasaan atau perilaku murid sehingga memudahkannya untuk memberikan bimbingan kepadanya.

c.       Wawancara
Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung dengan responden (orang yang diminta informasi). Dalam hal ini bias murid, orang tua murid, atau orang lain yang diminta keterangan tentang murid.
Contoh penggunaan wawancara ini, seperti guru ingin mengetahui informasi dan murid yang sering membolos dari sekolah. Guru mengajukan pertanyaan tentang identitas orang tua, jarak tempat tinggal, perhatian orang tua terhadap belajar murid, kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh murid, dan alasannya mengapa sering membolos.
Kelebihan wawancara yaitu:
1.             merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkap keadaan pribadi murid
2.             dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur
3.             dapat dilaksanakan serempak dengan kegiatan observasi
4.             digunakan untuk pelengkap data yang dikumpulkan dengan teknik lain.

Kekurangan wawancara yaitu:
a.              tidak efisien, yaitu tidak dapat menghemat waktu
b.             sangat bergantung terhadap kesediaan kedua belah pihak
c.              menuntut penguasaan bahasa dari pihak pewawancara

Untuk melancarkan proses wawancara dan mendokumentasikan hasilnya dapat dibuat pedoman wawancara formatnya sebagai berikut.

Nama SD        : ………………………………………………………………………
Alamat                        : ……………………………………………………………………....

Pedoman Wawancara
1. Wawancara ke                     :
2. Waktu wawancara              :
3. Tempat wawancara             :
4. Masalah                               :
5. Responden                          :
6. Jalannya wawancara           :

No
Pertanyaan
Deskripsi / Jawaban









7. Kesimpulan wawancara
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

d.             Angket
Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak langsuang, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden. Beberapa petunjuk untuk menyusun angket:
1.             gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti lengkap
2.             susun kalimat sederhana tapi jelas
3.             hindari kata-kata yang sulit dipahami
4.             pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab
5.             hindarkan kata-kata yang negatif dan menyinggung perasaan responden.

e.              Autobiografi
Yaitu sebuah karangan pribadi seseorang (siswa) yang murni hasil dirinya sendiri tanpa dimasuki pikiran dari orang lain, ini lebih menjurus tentang pengalaman hidup, cita-cita dan lain sebgainya.
Autobiografi bagi guru bertujuan untuk mengetahui keadaan murid yang berhubungan dengan minat, cita-cita, sikap terhadap keluarga, guru atau sekolah dan pengalaman hidupnya. Autobiografi ini dalam pembuatannya dibagi kedalam dua jenis, yaitu karangan terstruktur dan tidak terstruktur.
1.             Terstruktur
Karangan pribadi ini disusun berdasarkan tema (judul) yang telah ditentukan sebelumnya, seperti: cita-citaku, keluargaku, teman-temanku, masa kecilku dan sebagainya.
2.             Tidak terstruktur
Di sini murid diminta membuat karangan pribadi secara bebas, dan tidak ditentukan kerangka karangan terlebih dahulu.



f.              Otobiografi
Otobiografi memiliki beberapa kelebihan antara lain: memberikan informasi tentang siswa secara lengkap, bisa mengungkapkan perasaan dengan bebas dari kegiatan yang telah dilakukan, data ini dapat mendukung data yang diperoleh dari teknik lain dan menghemat dalam pengadministraisian
Sedangkan kelemahan dalam otobiografi ini adalah siswa kurang terampil dalam komunikasi secara tertulis dengan baik, otobiografi lebih banyak mengungkap tentang fantasi, tidak semua kejadian dapat diingatnya dengan baik, data yang diperoleh dari otobiografi ini harus di padukan dengan baik dari teknik lain agar dapat ditafsirkan secara benar, sering terdapat kata-kata yang tidak diketahui atrinya secara benar

g.             Sosiometri
Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi dengan menghubungkan atau interasksi sosial diantara murid. Dengan sosiometri guru dapat mengetahui tentang:
murid yang populer (banyak disenangi teman), murid yang terisolir (tidak dipilih/disukai teman)
Sosiometri juga dapat digunakan untuk:
1.       memperbaiki hubungan insani diantara anggota-anggota kelompok tertentu
2.       menentukan kelompok kerja
3.       meneliti kemampuan memimpin seorang individu dalam kelompok tertentu untuk suatu kegiatan tertentu.

Beberapa hal yang perlu diingat dala melancarkan sosiometri:
1.       sebelum dilancarkan hendaknya petugas berusaha menciptakan hubungan baik dengan kelompok
2.       petunjuk diberikan dengan jelas
3.       penjelasan yang dimaksud pelancaran sosiometri
4.       sosiometrihendaknya diselengarakan dengan kondisi dimana siswa tidak saling mengetahui jawabannya
5.       menjaga kerahasian pilihan maupun hasil
6.       individu harus saling mengenal

Kegunaan sosiometri adalah:
1.       memperbaiki hubungan sisoal individu dalam kelompok
2.       menentukan keanggotaan kelompok kerja
3.       meneliti kecenderungan potensi kepemimpinan individu dalam kelompok
4.       mengatur tempatduduk dalam kelas
5.       mengenali kekompakan dan perpecahan dalam anggota kelompok

h.       Studi kasus
Dalam melaksanakan studi kasus ini dapat ditempuh langkah-langkah :
1.             Menemukan murid yang bermasalah, contoh: prestasi belajarnya sangat
          rendah, nakal, sering bertengkar dan sering bolos.
2.             Memperoleh data
          Cara untuk memperoleh data yaitu wawancara dengan guru lain, Home
          visit yaitu kunjungan kerumah orang tua murid atau wawancara langsung
          dengan siswa yang bersangkutan
3.             Menganalisis data
Berbagai faktor yang mungkin terjadi penyebab anak mengalami kelainan adalah kondisi keluarga yang tidak harmonis, tingkat kecerdasan rendah, motivasi belajar rendah, sering sakit-sakitan, kurang mengetahui konsep-konsep dasar atau pengetahuan tentang mata pelajaran tertentu
4.             Memberikan layanan bantuan
Dapat dengan mengajar kembali tentang konsep-konsep dasar mata pelajaran tertentu apabila ada yang kurang dimengerti

BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Teknik tes merupakan salah satu metode atau cara yng digunakan untuk mengukur atau mengetahui tingkat kemampuan dan kelemahan seseorang. Teknik tes terbagi beberapa macam diantaranya: Tes intelegensi, Tes bakat, Tes kepribadian, Tes prestasi belajar
Selain itu untuk memahami perkembangan anak sebagai peserta didik digunakan Non-tes yang merupakan proses pengumpulan data untuk memahami pribadi pada umumnya bersifat kualitatif.
Macam-macam non-tes diantaranya adalah Observasi, Wawancara, Catatan anekdot, Autobiografi, Sosiometri, Studi khusus
Teknik-teknik tersebut bertujuan untuk membantu memberi informasi kepada guru untuk mengetahui anak yang berbakat, kemampuan tinggi, kemampuan rendah, anak bermasalah dan sebagainya.
Untuk itu kita bisa mencoba melakukan teknik tes ataupun non-tes untuk mengetahui suatu informasi yang diperlukan.

B.            Saran
          Adapun beberapa saran yang dapat kami sampaikan yaitu berikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan keinginannya, lakukanlah beberapa teknik tes atau non-tes yang bisa memecahkan masalah yang dihadapi siswa., lakukanlah secara kontinue/berkesinambungan untuk mengetahui keadaan siswa., berikanlah bimbingan juga pengarahan tambahan atau lebih kepada siswa bila diperlukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar